Cerita di postingan ini mungkin agak TMI alias Too Much Information.
(BOLEH KOK ABAIKAN TULISAN TMI INI SAMPAI KE TULISAN INFO SEBENARNYA ADA DI SINI!)
Jadi ceritanya, saya itu orangnya light-sleeper. Ketika tidur, apabila ada suara atau gerakan yang cukup mengganggu, pasti saya terbangun. Maka itu dari dulu tidak suka berbagi kasur, berbagi kamar tidur. Kalau menginap bersama orang lain (walaupun itu keluarga sendiri), saya memilih untuk tidur di kasur ekstra atau di sofa daripada harus satu tempat tidur. Kalau punya uang lebih saya memilih memesan kamar untuk sendiri. Kalau memang harus ada orang lain di kamar atau sampai harus satu kasur, biasanya saya memilih untuk minum obat tidur agar tidur saya nyenyak tidak sedikit-sedikit terbangun.
Sampailah ada konsep kehadiran sosok laki-laki di kehidupan saya.
ketika kuliah di Bandung, saya kost. Kebetulan kamar kost-an saya itu boleh dikunjungi teman walaupun beda jenis kelamin sampai jam 6 sore (dengan catatan tirai jendela harus terbuka, padahal gak ngarush juga sih buat yang suka pakai kamar kost buat pacaran ;p). Setelah maghrib biasanya penjaga kost berkeliling untuk memastikan kamar kost steril dari tamu.
Nah, saya adalah satunya yang suka dikunjungi teman yang memiliki jenis kelamin berbeda alias laki-laki. Mulai dari teman kuliah yang suka mempergunakan kamar kost saya untuk main internet (iya, jaman itu internet masih langka dan kebetulan saya dapat fasilitas koneksi internet dari teman alm. Papa secara gratis), lalu teman-teman penyiar saya dan tentunya teman laki-laki istimewa alias pacar.
(warning: mulai TMI)
Nah biasanya, kalau lagi weekend, pacar saya itu suka main ke kamar kost saya sampai maghrib, lalu kami baru bermalam mingguan ke luar. Biasanya pacar datang ke kost-an habis makan siang sekitar jam 1an dan suka numpang tidur siang (uh-huk). Ketika pacar tidur siang, saya tidak ikutan tidur. Yang ada nanti bisa digrebek pak penjaga kost. Jadi saya suka membiarkan dia tidur siang barang sejam dua jam sambil saya main internet atau nonton VCD (iya, masih VCD). Kerap kali dalam tidur siang, pacar saya mendengkur. Kira-kira ada 3 pacar saat masa kost-an (dalam waktu yang berbeda-beda loh ya…) dan mereka semua mendengkur. Dan saya merasa terganggu. Mulai saat itu saya tahu bahwa saya tidak suka suara dengkuran. Ketika saya terjaga saja saya terganggu dengan suara itu, apalagi ketika nanti (kalau sampai menikah) kami tidur bersama. Apa jadinya kualitas tidur seorang saya yang light-sleeper jika teman tidurnya mengeluarkan suara mengganggu setiap malam? Mulai saat itu saya berikrar, saya akan mencari suami yang tidak ngorok.
Singkat cerita, akhirnya bertemulah saya dengan laki-laki ini. Semuanya saya suka tapi saya tidak tahu dia ngorok atau tidak. Kesempatan melihat dia tidurpun belum ada. Sampai akhirnya seorang teman mengajak untuk berlibur bersama dan menginap semalam di Lembang. Kami membuka satu villa dan tidur ngampar bersama. Saya berusaha terjaga sampai semua tidur termasuk laki-laki yang saya suka itu. Ketika lima laki-laki tidur dan hampir semuanya mengeluarkan suara “konser malam”, namun ada satu yang tertidur nyenyak dengan mulut tertutup rapat dan hanya mengeluarkan suara desis kecil — AHA! Itu dia, laki-laki yang ingin saya jadikan teman tidur seumur hidup saya.
Dan Alhamdulillah kejadian.
Tapi… makin ke sini, suami saya, si laki-laki yang semasa bujangan tidurnya hanya mengeluarkan suara desis kecil itu, jadi ngorok. Awalnya sesekali, suaranya tidak terlalu besar. Sampai akhirnya setelah kami menikah tiga tahun dan sudah memiliki anak, suara dengkurannya makin menjadi dan tidak hanya saya yang kerap terbangun karena suara itu, tapi juga anak kami yang masih tidur sekamar dengan kami.
INFO SEBENARNYA ADA DI SINI!
Karena semakin terganggu (maaf ya Pak Suami, ini harus diceritain :*), akhirnya saya penasaran mencari tahu apakah ada obat ngorok. Memang sih ada kliniknya dan ada terapinya, tapi mengingat jadwal suami saya yang cukup padat, nampaknya terapi ngorok belum bisa dilakukan. Sampai akhirnya saya memasang aplikasi Ref Guide 4 Essentia Oil dan menggulir tombol ke huruf S dan menemukan SNORING! Hah, ada EO untuk ngorok? Dan cuma satu, RC! Saya punya!
Kenapa RC? Karena RC ini memang bermanfaat untuk melancarkan saluran pernafasan. Lalu saya cari-cari lagi, ternyata lavender dan peppermint (membantu menjaga kelancaran aliran udara di saluran pernafasan) juga bisa untuk meredam dengkuran. Kebetulan saya juga punya.
Dengan bersemangat saya sampaikan hal ini pada suami saya dan ia setuju untuk mencobanya. Sekalian ia minta untuk dibuatkan campuran madu, peppermint dan lemon dalam setengah gelas air hangat karena merasa tenggorokannya mulai terasa tidak enak.
Sebelum tidur, pak suami minum campuran satu sendok teh madu klover (karena kami punyanya cuma clover honey), setetes peppermint dan setetes lemon, aduk dengan setengah mug air hangat (100an ml). Habis itu saya oles campuran lavender (dengan VCO) di spine dan campuran RC (dengan VCO) di sekeliling leher juga dadanya.
Dan hasilnya saudara-saudara…
PAK SUAMI NGOROKNYA AMAT BERKURANG, SANGAT BERKURANG SAMPAI SAYA TIDAK TERBANGUN TENGAH MALAM!
snoring no more 🙂
Ketika saya bangun dan ia masih tidur, masih terdengar sih ada suara yang keluar dari mulutnya, tapi itu adalah ngorok kecil, ngorok yang tidak terlalu mengganggu. Lalu malam berikutnya saya coba lagi, kali ini pengolesan Lavender saya ganti dengan Stress Away (di daerah tengkuk dan bahu) karena Pak Suami lagi cukup hectic dengan project pekerjaannya. Dan berhasil lagi!
Malam ketiga saya hentikan pemakaian. Penasaran… Apakah Pak Suami akan kembali ngorok? Ternyata iya, tapi tidak semengganggu sebelum-sebelumnya. Karena percobaan ini masih on-going, nanti saya update lagi ya ceritanya.
Kalau ada yang punya pengalaman lebih ciamik dalam hal mengurangi/menghilangkan dengkuran dengan menggunakan EO, mau dong masukannya… Terima kasih sebelumnya ya! Semoga kita semua bisa tidur dengan nyenyak…
Updated, 12 November 2017
Chiropractor in a bottle
Pas beberes oil, saya ingat pernah dikadoin EO Valor. Valor ini selain memiliki julukan “Chiropractor in a bottle” karena punya khasiat membantu menyelaraskan lagi tulang belakang (spine), Valor juga memiliki kemampuan membantu mengurangi dengkuran (plus khasiat lainnya yang banyak banget itu).
Pak Suami pasrah saja saat saya mulai mengoleskan Valor (wanginya enak banget–buat saya) di daerah telapak kakinya terutama di bawah jempol.
Hasilnya…
Nggak tahu sayanya yang tertidur amat sangat pulas (sangat jarang karena saya light-sleeper) atau memang Pak Suami berkurang ngoroknya, tidur malam itu saya tidak terbangun karena duara dengkuran. Kebangun dua kali itupun karena anak saya mengigau dan satu lagi karena suara adzan subuh.
Nanti kalau Pak Suami kecapean lagi, sebelum beliau tidur akan saya olesin Valor lagi biar tidurnya pulas tanpa ngorok.
Update lagi nih… (30 Desember 2017)
Kalau Pak Suami kecapean, sebelum tidur rutinnya adalah oles RC (dilute 1:1) di bagian tenggorokan dan dada biar pernafasannya lebih lega. Lalu oles dilute-an Valor di telapak kaki (terutama bawah jempol) dan di-layer dengan dilute-an Cedarwood juga di telapak kaki untuk bantu kurangin batuk-batuk malamnya. Semoga ini sementara aja sampai Pak Suami menempati janjinya, BERHENTI MEROKOK.
Amin…
Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.