Oles-Oles Essential Oil

Beberapa postingan lalu sempat membahas takaran yang direkomendasikan untuk pengolesan essential oil pada bayi di atas 6 bulan dan anak-anak. Takaran untuk dewasa sebenarnya kembali pada kebutuhan dan keadaan kulit pengguna. Ada yang bisa menggunakan EO tanpa diencerkan (neat), ada juga yang memilih untuk tetap diencerkan dengan menggunakan carrier oil (V6, Extra Virgin Coconut Oil dan oil-oil yang direkomendasikan lainnya) karena berbagai alasan — salah satunya sensitivitas kulit.

Yang paling sering saya lakukan ketika menggunakan EO adalah DIOLES ke kulit. Biasanya saya mengencerkan EO dengan EVCO walaupun itu untuk saya sendiri. Takaran pengencerannya biasanya 1:1, atau disesuaikan kebutuhan. Untuk pengguna baru, bayi dan anak-anak, menurut rekomendasi Young Living, lebih baik dicairkan dan dioles di bagian tubuh yang paling aman untuk pengolesan, yaitu di telapak kaki. Lihat diagram Vita Flex kaki untuk mengetahui area di telapak kaki mana yang paling tepat untuk dioles, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya nih, untuk memberikan dukungan kesehatan telinga, area telapak kaki yang menjadi fokus utama pengolesan adalah di bagian atas jari manis dan jari kelingking. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar Vita Flex kaki di bawah ini dan lakukan konsultasi dengan pakar.

 

vita flex kaki

Vita Flex Kaki (sumber: Oily Treasures milik Kerri Ketchum)

Berikut adalah area yang direkomendasikan untuk pengolesan EO:

Telapak Kaki (lihat diagram Vita Flex)

Tulang Punggung

Pelipis

Dahi atas (garis rambut)

Ubun-Ubun

Belakang Telinga

Bagian Leher yang dialiri saluran arteri (yang membawa darah dari jantung)

Leher belakang di bawah tulang tengkorak

Bagian bahu

Di atas area organ vital (jantung, paru-paru, ginjal, hati)

Di atas kelenjar thymus (bagian dada, cari tahu ya area tepatnya)

Di pergelangan tangan dalam

Di pergelangan kaki

 

Penggunaan EO juga bisa untuk pemijatan, kompres hangat, kompres dingin, digunakan berlapis dengan EO lainnya. Tapi tentunya ada aturannya.

Untuk pemijatan, encerkan EO yang dipilih dengan carrier oil pilihan di wadah keramik/kaca. Perlu diwaspadai penggunaan wadah plastik karena bisa memberikan reaksi yang tidak diinginkan dari bahan kimia yang terkandung pada plastik tersebut. Sudah paling benar pakai wadah keramik atau kaca deh. Ini juga berlaku untuk botol/wadah campuran yang dibuat sendiri agar memudahkan penggunaan ya. Pun kalau harus ada plastiknya, pastikan keminimal mungkin. Takaran untuk pijat dewasa biasanya 1-3 tetes EO diencerkan dengan 1 sendok teh carrier oil. Untuk bayi dan anak-anak, lihat di postingan Panduan Pengenceran Essential Oil ini.

Untuk kompres hangat, oles EO di area yang dibutuhkan. Lalu agar bisa mendapatkan penetrasi lebih dalam, kompres dengan handuk hangat (jangan terlalu basah dan lebih baik lagi dirangkap dua dengan handuk kering tipis).

Metode kompres dingin biasanya digunakan untuk area tubuh yang bengkak atau radang. Oles area tersebut dengan EO yang tepat, lalu kompres dengan es batu atau sesuatu yang dingin. Usahakan benda dinginnya waterproof ya, dirangkap juga dengan handuk tipis yang kering.

Penggunaan EO juga bisa lebih dari satu macam. Ini disebut layering alias dilapis. Oles EO yang dibutuhkan lalu tunggu sekitar 30 detik (sampai cukup kering), baru dilapis dengan EO berikutnya dan seterusnya.

Kalau sampai ternyata muncul sensasi panas atau tidak nyaman, tambahkan langsung carrier oil ke area tersebut dan usap perlahan untuk membantu mengencerkannya. Sensasi panas atau tidak nyaman tadi akan berangsur hilang. Jangan dibilas pakai air dan hal-hal lainnya ya. Nanti malah semakin tidak nyaman rasanya.

Berikutnya kita bahas tentang penggunaan EO lewat aromaterapi ya. Ada beberapa cara mulai dari diuapkan sampai hirup langsung.

Drama Setrika, Luka Bakar yang Melepuh

Senin kemarin tangan anak saya terkena sengatan panas setrika yang baru dicopot dari colokan (masih panas-panasnya). Alhasil sebagian telapak tangan kirinya (bagian ibu jari, bagian bawah jari tengah sampai jari kelingking dan bagian jari kelingking) merah melepuh melendung. Anak saya yang tidak terlalu suka menangis, pagi itu meraung kesakitan hampir selama satu jam. Sebagai ibunya, selain saya harus menenangkannya, walau saya panik — saya pun harus memutar otak bagaiman cara menanggulangi luka bakar yang cukup serius itu. Berbagai metode penanganan luka bakar yang pernah saya baca bersliweran di kepala, saya pun teringat untuk tidak melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan pada P3K luka bakar atas dasar penelitian medis terbaru — termasuk memberikan mentega, pasta gigi sampai kompres air es.

Akibat “ngelus” setrika

Sambil menggendong anak saya yang raungannya semakin melengking, saya mengambil smartphone dan membuka aplikasi panduan essential oil. Cepat-cepat saya cari EO yang paling tepat untuk luka bakar sambil juga menanyakan kepada suhu EO saya, Mak Epoy.

Dari aplikasi merekomendasikan EO Lavender yang dalam kasus ini memiliki kemampuan untuk membantu meredakan sakitnya dan membantu proses penyembuhan (pembaharuan sel kulit). Saya langsung mengambil botol yang berisikan EO Lavender yang sudah saya encerkan sesuai dengan takaran anak saya (usia 20 bulan, 2 tetes EO Lavender yang diencerkan dengan +/- 2 sendok makan Extra Virgin Coconut Oil). Sambil saya tiup-tiup, saya oleskan pelan-pelan secukupnya. Suami saya meneruskan meniup-niup tangan anak (tangisannya agak mereda kalau ditiup-tiup), supaya saya bisa mengecek pesan masuk dari sang suhu EO. Beliau menganjurkan pemakaian EO Copaiba. Cepat-cepat saya encerkan dengan EVCO sesuai takaran anak saya dan saya oleskan ke luka bakarnya.

Copaiba sendiri memiliki manfaat yang juara dalam hal membantu meredakan sakit. Sejak zaman dulu kala, Copaiba digunakan sebagai obat penghilang sakit untuk segala macam penyakit mulai dari sakit gigi, luka sampai tumor. Copaiba juga memiliki manfaat sebagai penangkal radang, penangkal bakteri, penangkal infeksi dan perangsang sirkulasi sistem pernafasan (terutama bagian paru-paru).

Kira-kira 3 jam setelah dioles EO (Lavender dan Copaiba yang termasuk dalam paket Premium Kit Young Living)

Selang kira-kira 30 menit sejak diolesi kedua EO tadi, tangisan anak saya mereda. Sesekali meraung kecil saat dia melihat tangannya yang melepuh dan merah. Ia juga sudah mau minum air putih dan menyambut dengan antusias ketika saya sodorkan pabrik ASI ke mulutnya. Tak lama, ia sudah mau dilepas dan mulai mengambil mainannya (dengan tangan kanan tentunya). Nampaknya khasiat dari kedua EO sudah mulai bekerja dengan baik dan benar. Bahkan kira-kira jam 12 siang (sekitar 3 jam setelah kejadian “ngelus” setrika), ia sudah menggunakan tangan kirinya untuk mengambil mainan, mencubit kakak sepupunya ;p dan akhirnya terlelap tidur siang.

Saya memang begitu antusias mendalami per-essential-oil-an ini. Tapi pagi kemarin harus saya akui kalau saya benar-benar bersyukur memiliki mereka. Hamdallah…

Eh, ini nggak sambil jualan ya… Ahaha… Sungguh enggak (tapi kalau tertarik sih yuk yak yuk, hubungi saja di IG @claudialengkey atau @adakokoilnya). Ini sekedar berbagi saja… Siapa tahu informasinya berguna. Kalau saya tulis di caption foto bahwa oil-oil ini termasuk di dalam paket Premium Kit dari Young Living, ya karena saya pakainya merk itu, bukan yang lain. Nanti mau membahas 12 oil di Premium Kit Young Living yang kegunaannya banyak banget dan pasti terpakai di keseharian untuk kesehatan jiwa raga dan keperluan rumah tangga. Tapi nunggu ketemuan Mak Epoy dulu ah. Mau sowan ke rumahnya sambil belajar ini itu.


Update 5 hari setelahnya

Sejak hari melepuhnya tangan si anak, bagian jempol melendung besar tapi terlihat tidak berisi air. Beberapa bagian yang terkena setrika juga ada yang melendung tapi kecil-kecil.

Penampakan H+5 setelah “ngelus” setrika

Tadi pagi, belendung di jempol si anak pecah dan memang benar adanya, tidak berair. Lalu saya encerkan EO Frankincense (tadi sih satu tetes kecil dengan 1 sendok EVCO), saya urapi ke bagian luka bakar terutama belendung yang baru pecah secukupnya. Sisanya saya balur ke area leher saya lalu saya hirup dalam-dalam. Wanginya membuat tenang…

Kenapa EO Frankincense yang saya pilih?
Selain atas dasar anjuran MakEpoy, saya membaca dari beberapa sumber terpercaya bahwa khasiat EO Frankincense ini juara banget, dia punya julukan “THE KING OF ESSENTIAL OILS”. Penggunaannya sering dipakai untuk memperkuat sistem pernafasan supaya tidak mudah terkena virus, anti depresan, membantu memperkuat sistem imunitas tubuh, anti infeksi, anti radang dan segudang ke-wow-an lainnya.


Plus, saya sangat penasaran dengan wangi dan kehebatan khasiatnya. Cuma kalau saya buka tanpa alasan (EO Frankincense ini sudah termasuk dalam 12 EO di Premium Kit), menimbang harganya yang cukup mahal, saya sayang membukanya. Nah, hari ini ada alasan deh membuka EO Frankincense-nya.

Nanti di-update lagi ya perkembangan luka bakar si anak.

 

Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.

 

 

Panduan Pengenceran Essential Oil (Essential Oil Dilution Guidance)

Tadi siang saya wasapan dengan seorang pakar EO yang memberikan perhatian lebih pada pemakaian EO untuk bayi dan anak-anak. Walaupun sudah cukup lama saya memberikan EO untuk anak saya, tapi perasaan kok masih belum yakin dengan metodenya. Makanya mumpung ada kesempatan saya tanya cukup banyak hal. Salah satunya adalah perbandingan yang paling aman untuk anak-anak.

Pada dasarnya pemakaian EO pada bayi dan anak itu memang harus cermat dan tidak boleh semaunya. Selain kulit mereka yang masih (jauh lebih) sensitif, harus diperhatikan juga bahwa organ dalam merekapun masih dalam pertumbuhan. Tidak boleh sembarangan. Ada beberapa EO yang tidak boleh diberikan pada bayi dan anak-anak dan hanya sebagian kecil yang aman digunakan untuk mereka.

Sebelum ke perbandingan untuk pencairan EO yang aman untuk bayi dan anak-anak, berikut adalah EO yang dikategorikan aman untuk bayi (di atas 6 bulan ya…) dan batita, yang saya rangkum dari beberapa sumber.

Single Oil; Lavender, Myrtle, Orange
Blend Oil; Gentle Baby, RC, Thieves, Peace & Calming

Jenis EO yang menyengat seperti peppermint, eucaliptus dan kawan-kawannya dihindari. EO yang merupakan Blend Oil juga sebaiknya dihindari (kecuali EO blend yang disebut di atas). Biasanya pemakaian EO untuk cimit-cimit ini dibatasi sebagai tindakan preventif. Misalnya supaya tidak gampang sakit (meningkatkan imun dengan Thieves), supaya tidurnya nyenyak (dikasih Lavender), biar nafasnya lebih lega saat lagi batpil (olesin RC atau Myrtle) dan seterusnya. Memberikan EO untuk bayi dan anak-anak paling benar dioleskan di telapak kaki dan atau di tulang belakang atau di-diffuse menggunakan diffuser air dingin (paling benar sih pakai diffusernya YL).

Tolong diingat baik-baik, it’s a HUMONGOUS NO-NO untuk memberikan EO pada bayi dan anak-anak secara oral alias dimakan/diminum alias dimasukin ke mulut lalu ditelan.

NO freakin’ WAY!

Pokoknya gini, kalau kita tidak yakin cara pengaplikasian yang aman (berlaku untuk semua EO dan untuk semua usia), OLESKAN SAJA DI TELAPAK KAKI.

Perbandingan yang direkomendasikan dalam mengencerkan EO dengan carrier oil adalah:

Usia 6 – 12 bulan (max 0.5% dilution)
1 tetes EO dengan 4 sendok makan carrier oil (1 tetes dalam 20 ml carrier oil)

Usia 12-24 bulan (max 1% dilution)
1-2 tetes EO dengan 2 sendok makan carrier oil (1-2 tetes dalam 10 ml carrier oil)

Usia 2-6 tahun (max 2% dilution)
2-4 tetes EO dengan 2 sendok makan carrier oil (2-4 tetes dalam 10 ml carrier oil)

Usia 6-15 tahun (max 3% dilution)
4-6 tetes EO dengan 2 sendok makan carrier oil (4-6 tetes dalam 10 ml carrier oil)

Usia 15 tahun ke atas (2.5% – 5% dilution)
5-10 tetes EO dengan 2 sendok makan carrier oil (5-10 tetes dalam 10 ml carrier oil)

Pemakaian untuk dewasa menyesuaikan kebutuhan dan jangan berlebihan.

Update: Baru belajar rumusnya karena suka bingung dengan rumus dilution pakai persen (misalnya dilution 1%, 2%, dst.) Ternyata ini adalah penghitungan dengan takaran 1 oz (kira-kira 30 ml). 

Dalam 30 ml, jumlah tetesnya adalah (estimasi) 600 tetes. 
Jadi kalau kita bikin blend pakai ukuran wadah 10 ml (botol roller misalnya), dengan aturan pengenceran (contoh) 1%, berarti…

1% dari 600 tetes (30 ml) adalah 6 tetes.
Berarti maksimal jumlah tetes EO dalam campuran 10 ml (carrier oil dan essential oil) adalah 10/30 x 6 = 2 tetes. 

Aduuu, saya tuh ga suka banget sama hitung-hitungan. Mohon maaf kalau penjabarannya kurang ciamik, tapi ngerti kan? Ahahaha.. kalau kurang ngerti, googling aja untuk penjabaran yang lebih enak. Ini saya lagi belajar di kursus singkat (gratisan) dari Pakar Essential Oil, Bapak Robert Tisserand tentang Keamanan Penggunaan Essential Oil.

Yang sering diingatkan dalam pengaplikasian EO adalah bukan banyaknya EO yang digunakan tapi cara pemakaian yang tepat dan interval pemakaian yang sesuai. Intinya, yang lebih baik dilakukan adalah mengaplikasikan EO sesuai kebutuhan dengan rajin (1, 2 atau 3 jam sekali) daripada hambur-hambur ngolesin EO tapi cuma sekali doang. Gituuu…

Badewei, kalau kamu biasanya gimana mengaplikasikan EOnya? Kalau ada masukan berdasarkan pengetahuan atau pengalaman, boleh dong dibagi di kolom komen. Terima kasih ya!

 

Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.

Grok-Grok Go Away…

Cerita di postingan ini mungkin agak TMI alias Too Much Information.
(BOLEH KOK ABAIKAN TULISAN TMI INI SAMPAI KE TULISAN INFO SEBENARNYA ADA DI SINI!)

Jadi ceritanya, saya itu orangnya light-sleeper. Ketika tidur, apabila ada suara atau gerakan yang cukup mengganggu, pasti saya terbangun. Maka itu dari dulu tidak suka berbagi kasur, berbagi kamar tidur. Kalau menginap bersama orang lain (walaupun itu keluarga sendiri), saya memilih untuk tidur di kasur ekstra atau di sofa daripada harus satu tempat tidur. Kalau punya uang lebih saya memilih memesan kamar untuk sendiri. Kalau memang harus ada orang lain di kamar atau sampai harus satu kasur, biasanya saya memilih untuk minum obat tidur agar tidur saya nyenyak tidak sedikit-sedikit terbangun.

Sampailah ada konsep kehadiran sosok laki-laki di kehidupan saya.

ketika kuliah di Bandung, saya kost. Kebetulan kamar kost-an saya itu boleh dikunjungi teman walaupun beda jenis kelamin sampai jam 6 sore (dengan catatan tirai jendela harus terbuka, padahal gak ngarush juga sih buat yang suka pakai kamar kost buat pacaran ;p). Setelah maghrib biasanya penjaga kost berkeliling untuk memastikan kamar kost steril dari tamu.

Nah, saya adalah satunya yang suka dikunjungi teman yang memiliki jenis kelamin berbeda alias laki-laki. Mulai dari teman kuliah yang suka mempergunakan kamar kost saya untuk main internet (iya, jaman itu internet masih langka dan kebetulan saya dapat fasilitas koneksi internet dari teman alm. Papa secara gratis), lalu teman-teman penyiar saya dan tentunya teman laki-laki istimewa alias pacar.

 

(warning: mulai TMI)

 

Nah biasanya, kalau lagi weekend, pacar saya itu suka main ke kamar kost saya sampai maghrib, lalu kami baru bermalam mingguan ke luar. Biasanya pacar datang ke kost-an habis makan siang sekitar jam 1an dan suka numpang tidur siang (uh-huk). Ketika pacar tidur siang, saya tidak ikutan tidur. Yang ada nanti bisa digrebek pak penjaga kost. Jadi saya suka membiarkan dia tidur siang barang sejam dua jam sambil saya main internet atau nonton VCD (iya, masih VCD). Kerap kali dalam tidur siang, pacar saya mendengkur. Kira-kira ada 3 pacar saat masa kost-an (dalam waktu yang berbeda-beda loh ya…) dan mereka semua mendengkur. Dan saya merasa terganggu. Mulai saat itu saya tahu bahwa saya tidak suka suara dengkuran. Ketika saya terjaga saja saya terganggu dengan suara itu, apalagi ketika nanti (kalau sampai menikah) kami tidur bersama. Apa jadinya kualitas tidur seorang saya yang light-sleeper jika teman tidurnya mengeluarkan suara mengganggu setiap malam? Mulai saat itu saya berikrar, saya akan mencari suami yang tidak ngorok.

Singkat cerita, akhirnya bertemulah saya dengan laki-laki ini. Semuanya saya suka tapi saya tidak tahu dia ngorok atau tidak. Kesempatan melihat dia tidurpun belum ada. Sampai akhirnya seorang teman mengajak untuk berlibur bersama dan menginap semalam di Lembang. Kami membuka satu villa dan tidur ngampar bersama. Saya berusaha terjaga sampai semua tidur termasuk laki-laki yang saya suka itu. Ketika lima laki-laki tidur dan hampir semuanya mengeluarkan suara “konser malam”, namun ada satu yang tertidur nyenyak dengan mulut tertutup rapat dan hanya mengeluarkan suara desis kecil — AHA! Itu dia, laki-laki yang ingin saya jadikan teman tidur seumur hidup saya.

Dan Alhamdulillah kejadian.

Tapi… makin ke sini, suami saya, si laki-laki yang semasa bujangan tidurnya hanya mengeluarkan suara desis kecil itu, jadi ngorok. Awalnya sesekali, suaranya tidak terlalu besar. Sampai akhirnya setelah kami menikah tiga tahun dan sudah memiliki anak, suara dengkurannya makin menjadi dan tidak hanya saya yang kerap terbangun karena suara itu, tapi juga anak kami yang masih tidur sekamar dengan kami.

INFO SEBENARNYA ADA DI SINI!

Karena semakin terganggu (maaf ya Pak Suami, ini harus diceritain :*), akhirnya saya penasaran mencari tahu apakah ada obat ngorok. Memang sih ada kliniknya dan ada terapinya, tapi mengingat jadwal suami saya yang cukup padat, nampaknya terapi ngorok belum bisa dilakukan. Sampai akhirnya saya memasang aplikasi Ref Guide 4 Essentia Oil dan menggulir tombol ke huruf S dan menemukan SNORING! Hah, ada EO untuk ngorok? Dan cuma satu, RC! Saya punya!

Kenapa RC? Karena RC ini memang bermanfaat untuk melancarkan saluran pernafasan. Lalu saya cari-cari lagi, ternyata lavender dan peppermint (membantu menjaga kelancaran aliran udara di saluran pernafasan) juga bisa untuk meredam dengkuran. Kebetulan saya juga punya.

Dengan bersemangat saya sampaikan hal ini pada suami saya dan ia setuju untuk mencobanya. Sekalian ia minta untuk dibuatkan campuran madu, peppermint dan lemon dalam setengah gelas air hangat karena merasa tenggorokannya mulai terasa tidak enak.

Sebelum tidur, pak suami minum campuran satu sendok teh madu klover (karena kami punyanya cuma clover honey), setetes peppermint dan setetes lemon, aduk dengan setengah mug air hangat (100an ml). Habis itu saya oles campuran lavender (dengan VCO) di spine dan campuran RC (dengan VCO) di sekeliling leher juga dadanya.

Dan hasilnya saudara-saudara…

PAK SUAMI NGOROKNYA AMAT BERKURANG, SANGAT BERKURANG SAMPAI SAYA TIDAK TERBANGUN TENGAH MALAM!

 

snoring no more 🙂

Ketika saya bangun dan ia masih tidur, masih terdengar sih ada suara yang keluar dari mulutnya, tapi itu adalah ngorok kecil, ngorok yang tidak terlalu mengganggu. Lalu malam berikutnya saya coba lagi, kali ini pengolesan Lavender saya ganti dengan Stress Away (di daerah tengkuk dan bahu) karena Pak Suami lagi cukup hectic dengan project pekerjaannya. Dan berhasil lagi!

Malam ketiga saya hentikan pemakaian. Penasaran… Apakah Pak Suami akan kembali ngorok? Ternyata iya, tapi tidak semengganggu sebelum-sebelumnya. Karena percobaan ini masih on-going, nanti saya update lagi ya ceritanya.

 

Kalau ada yang punya pengalaman lebih ciamik dalam hal mengurangi/menghilangkan dengkuran dengan menggunakan EO, mau dong masukannya… Terima kasih sebelumnya ya! Semoga kita semua bisa tidur dengan nyenyak…

 

Updated, 12 November 2017

Chiropractor in a bottle

Pas beberes oil, saya ingat pernah dikadoin EO Valor. Valor ini selain memiliki julukan “Chiropractor in a bottle” karena punya khasiat membantu menyelaraskan lagi tulang belakang (spine), Valor juga memiliki kemampuan membantu mengurangi dengkuran (plus khasiat lainnya yang banyak banget itu).
Pak Suami pasrah saja saat saya mulai mengoleskan Valor (wanginya enak banget–buat saya) di daerah telapak kakinya terutama di bawah jempol.
Hasilnya…
Nggak tahu sayanya yang tertidur amat sangat pulas (sangat jarang karena saya light-sleeper) atau memang Pak Suami berkurang ngoroknya, tidur malam itu saya tidak terbangun karena duara dengkuran. Kebangun dua kali itupun karena anak saya mengigau dan satu lagi karena suara adzan subuh.
Nanti kalau Pak Suami kecapean lagi, sebelum beliau tidur akan saya olesin Valor lagi biar tidurnya pulas tanpa ngorok.

Update lagi nih… (30 Desember 2017)
Kalau Pak Suami kecapean, sebelum tidur rutinnya adalah oles RC (dilute 1:1) di bagian tenggorokan dan dada biar pernafasannya lebih lega. Lalu oles dilute-an Valor di telapak kaki (terutama bawah jempol) dan di-layer dengan dilute-an Cedarwood juga di telapak kaki untuk bantu kurangin batuk-batuk malamnya. Semoga ini sementara aja sampai Pak Suami menempati janjinya, BERHENTI MEROKOK.

Amin…

 

Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.

Thieves, si penyelamat liburan!

Ke mana-mana, apalagi bersama anak, gembolan EO pasti masuk ke dalam tas, yang banyak macamnya tergantung destinasi. Kalau hanya ke kantor atau jalan-jalan dalam kota, EO yang harus dibawa adalah 5EOWAO alias 5 Essential Oil Wajib A la Odit, yaitu Lavender, Lemon, Peppermint, Thieves dan RC. Jauhan sedikit nih jalan-jalannya, apalagi pakai menginap, gembolan EO bertambah sesuai kebutuhan saat itu.

Sedikit cerita saat liburan ke Bali September lalu. Mengingat ini merupakan liburan jauh pertama untuk anak saya (saat itu dia 18 bulan) dan juga kondisi kesehatannya yang memang harus benar-benar dijaga (FYI anak saya cukup rentan terkena demam karena VUR-nya dan juga kulitnya yang sensitif gampang bentol dan merah), saya membawa semua EO yang saya miliki tanpa benar-benar memahami kegunaan dari masing-masing EO. Buat saya, yang penting ada kalau butuh. Saat itu EO yang saya miliki memang masih sedikit sekali. Hanya 5EOWAO plus Fennel, Rosemary, Orange, Stress Away dan Gentle Baby.
Alhamdulillah, pemakaian EO pada anak saya adalah pemakaian preventif, bukan untuk penyembuhan. Campuran Lavender untuk mencegah gigitan serangga dan gangguan kulit lainnya plus untuk istirahat yang optimal, lalu campuran Thieves untuk meningkatkan imunitasnya.

Kalau dipikir-pikir, cetek amat ya pemakaiannya. Memang dasar saya ini pemalas, benar-benar akan mencari tahu ketika butuh. Jadi ya sesimpel itu saja pemakaiannya. Padahal manfaatnya tidak hanya itu saja loh… Nanti saya bagikan per-EO, hasil buruan informasi dari berbagai sumber terpercaya. Dengan catatan, kalau tidak malas ya (ahaha, ini Odit banget).

Saya dan suamipun tidak menggunakan EO sama sekali saat liburan kemarin. Peppermint dan Stress Away yang jadi langganan kami tidak tersentuh sama sekali. Mungkin karena kami tidak stress dan pusing selama liburan (pas sudah pulang ke rumah dan back to reality, dua EO tadi kembali jadi langganan oles kami :p).
Dua hari terakhir liburan, si embak sakit gigi. Ada lubang di giginya dan gusinya bengkak. Pak suami langsung mencari apotik terdekat. Satu jenis obat sakit gigi dan satu obat kumur dibeli untuk si embak. Saat itu juga diminum obatnya dan dipakai kumur obat kumurnya. Cukup membantu, untuk dua jam berikutnya si embak terbebas dari sakit gigi. Karena belum 8 jam, si embak belum boleh minum obat sakit giginya, dengan terpaksa dia harus menahan sakit giginya. Kasihan juga lihatnya, apalagi saat itu jadwal jalan-jalan kami agak menguras tenaga karena mengitari Bali Zoo dengan keadaan cuaca yang sangat cerah alias panas! Setelah 8 jam berlalu, si embak langsung menenggak obat sakit giginya dan beristirahat walaupun matahari baru saja terbenam. Lalu dua jam berikutnya dia terbangun dengan sakit gigi yang kembali melanda. Sebagai orang yang juga sering sakit gigi pada jamannya, saya cukup bingung dengan keloyoan dari obat sakit gigi yang biasanya saya minum dan berhasil meredam sakit gigi untuk waktu yang cukup lama. Tapi kok kali ini kurang khasiatnya.

Hampir saja si embak nekat mau minum obat sakit gigi itu padahal baru dua jam berselang saking tidak tahan dengan sakitnya, lalu saya teringat bahwa EO Thieves juga punya manfaat baik membantu meredam sakit gigi. Supaya yakin saya googling sana sini dan akhirnya percaya diri untuk memberikan EO Thieves kepada si embak.

Saya mencampurkan setetes EO Thieves dengan setengah gelas air hangat dan meminta si embak untuk kumur-kumur dengan campuran itu. Lalu setelah itu dengan menggunakan cotton bud, si embak mengoleskan Thieves ke gusi yang bengkak dan ke gigi yang bolong. Saya juga menganjurkan untuk mengoles sedikit peppermint di pelipisnya untuk meredam sakit kepala akibat sakit gigi.

Si embak sudah bisa gaya lagi, thanks to Thieves!

Alhamdulillah, puji syukur, tidak sampai satu jam kemudian, si embak bilang sudah enakan dan bisa makan walaupun harus menggunakan sisi geligi yang tidak bolong setelah lebih dari 10 jam tidak mau makan karena nyeri. Selang dua jam setelah makan, saya menyuruhnya untuk kembali melakukan ritual tadi sebelum tidur. Kumur dan oles pakai Thieves dan oles peppermint di pelipis. Paginya si embak mengaku sudah sangat enakan walaupun masih agak cenat-cenut kalau gusi yang bengkak ditekan. Setiap 4 jam si embak kumur dan oles Thieves, dan dia bisa mengikuti jadwal jalan-jalan tanpa nyeri gigi dan bengkak gusinya pun makin lama makin kempis walaupun tetap harus ke dokter gigi sesampainya kami di Jakarta untuk penanganan lebih lanjut dan supaya tidak sakit gigi lagi.

Eh jadi penasaran, selain untuk imunitas tubuh, sakit gigi dan lain-lain, biasanya kamu pakai EO Thieves untuk apa saja? Bagi-bagi ya di kolom komen atau di IG @ceritanyaoilku. Terima kasih 🙂

 

Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.

 

Berapa Tetes?

Banyak yang tanya, sebotol habisnya berapa lama sih?

Jawaban saya, tergantung pemakaian.

Dari beberapa sumber terpercaya (biasanya referensi saya adalah informasi dari official website Young Living, langsung dari teman-teman yang lebih pakar dan laman terpercaya juga buku mengenai EO (penulis sudah bertahun-tahun mendalami dunia EO), dalam satu botol EO isi 15 ml itu normalnya menghasilkan lebih kurang 250 – 300 tetes. Jadi logikanya kalau setiap hari kita menggunakan EO ini sebanyak 7-10 tetes, ya sebulan habis.

perkiraan jumlah tetes essential oil

Kalau saya, hampir setiap hari mengoleskan EO Lavender yang sudah diencerkan dengan carrier oil (biasanya saya pakai Extra Virgin Coconut Oil disingkat EVCO) buat anak saya usia 19 bulan (Oktober 2017) karena keadaan kulitnya yang cukup sensitif. Biasanya dioles setiap habis mandi pagi, siang saat tidur siang, setelah mandi sore dan sebelum tidur malam sambil dipijit-pijit.

Perbandingan campurannya adalah:

1 tetes EO Lavender

2 sendok makan carrier oil (+/- 10 ml)

Biar gampang, saya suka memasukkannya ke botol kaca semprot 10 ml. Jadi saya taruh 1 tetes EO lalu botol tersebut saya penuhi dengan carrier oilnya. Siap dipakai deh. Dan ini bisa semingguan baru saya isi ulang. Kebayang kan awetnya berapa lama? Cuma ya selain buat anak, saya juga menggunakan EO Lavender untuk kebutuhan lainnya, mulai dari untuk kesehatan rambut, untuk membantu tidur lebih berkualitas, untuk campuran minyak pijat, untuk ini itu dan sebagainya. Jadi biasanya di kondisi normal seperti yang saya ceritakan di atas, satu botol EO Lavender isi 15 ml di rumah saya habisnya sekitar 2 bulan.

Lain EO lain cerita.

Satu lagi EO yang hampir setiap hari saya pakai, Lemon. Ini pemakaiannya lebih banyak lagi. Untuk dicampur ke air minum di pagi hari, sesekali untuk menambah cita rasa salad dressing, untuk dihirup (diffuse) dan memurnikan udara di kamar, ketika butuh naikin mood, ketika heartburn, dll dsb. Jadi untuk EO Lemon biasanya lebih cepat habisnya dibanding Lavender dan EO lainnya. Normalnya EO Lemon saya habis dalam 1-2 bulan.

Semakin saya melek EO, semakin saya banyak mengaplikasikannya dalam keseharian. Tidak cuma buat kesehatan fisik, tapi juga untuk kesehatan jiwa. Beneran! Plus untuk kesehatan sekitar dengan mengurangi pemakaian bahan kimia. Sedikit-sedikit saya belajar mengganti bahan kimia di rumah saya (pembersih, pengusir serangga, pengharum) dengan EO yang saya miliki.

Nanti kalau saya tetap rajin menulis, saya bahas satu-satu ya. Paling tidak tentang EO yang saya miliki :D.

 

Disclaimer:
Informasi dalam presentasi ini adalah berdasarkan penggunaan pribadi dan pengetahuan secara umum. Young Living essential oil dan metode yang disarankan tidak bertujuan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan atau mencegah penyakit, namun fokus pada menunjang kesehatan mendasar.
Penggunaan essential oil tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter/tenaga medis profesional berlisensi.